Kabupaten/Kota

Kabupaten Dompu


Profil:


Luas Wilayah:
2.325 Km
Populasi:
236,000 Juta (2020)
Kepadatan:
109 orang per Km (2019)
Upah Minimum:
Rp 2.187.562 (2020)
Bupati/Walikota:
Kader Jaelani
Ibu Kota:
Dompu
Kecamatan/Desa:
8 Kecamatan dan 72 Desa


Kabupaten Dompu (2023)
  • Total Investasi
  • Rp. 655.042.508.638
  • Investasi Domestik:
    Rp. 10.640.655.871
    Investasi Asing:
    Rp. 644.401.852.767



Keterangan

SEJARAH

Perjuangan terbentuknya Kabupaten Dompu berlangsung dalam rentang waktu yang cukup lama, mulai dari sistem pemerintahan kerajaan/kesultanan, swapraja, hingga daerah swatantra tingkat ii. Saat ini, Kabupaten Dompu yang bermotto nggahi rawi pahu dipimpin Bupati Drs. H. Bambang M.Yasin dan Wakil Bupati Arifuddin, SH.

Kabupaten Dompu, sebelumnya merupakan daerah swapraja tingkat ii dari bagian provinsi sunda kecil. Setelah pengakuan kedaulatan republik indonesia dan mengalami beberapa kali proses perubahan sistem ketatanegaraan pasca diproklamasikannya kemerdekaan republik indonesia, barulah terbentuk daerah swatantra tingkat ii Dompu. Kemudian, secara resmi mendapat status sebagai daerah swapraja sejak tanggal 12 september 1947 dan selanjutnya diangkat sultan Dompu terakhir yaitu sultan muhammad tajul arifin siradjuddin sebagai kepala daerah swaparaja Dompu. Tahun 1958 daerah swapraja Dompu berubah status menjadi daerah swatantra tingkat ii Dompu dengan Bupati kepala daerah sultan Dompu muhammad tajul arifin siradjuddin (1958 – 1960).

Selanjutnya pada tahun 1960 hingga 1966, Dompu berubah status menjadi Daerah Tingkat IIDompu dengan Bupati h.abdurrahman mahmud. Pada tahun 1967 (dalam kurun waktu kurang dari satu tahun) jabatan Bupati kepala Daerah Tingkat IIDompu dijabat oleh pelaksana tugas (pjs) yaitu i gusti ngurah.

Tahun 1967 hingga 1979, selama dua periode, Kabupaten Dompu dipimpin oleh seorang perwira menengah tni angkatan darat yakni letkol. Tni. H. Suwarno atmojo. Selanjutnya pada tahun 1979 hingga 1984, Kabupaten Daerah Tingkat IIDompu kembali dipimpin oleh perwira menengah tni angkatan darat yakni letkol. Tni. H. Heru sugiyo.

Sejak tahun 1984, Kabupaten Daerah Tingkat IIDompu kembali dipimpin oleh seorang putra terbaik daerah yakni Drs. H. Moh.yakub, mt (1984-1989). Tahun 1989 hingga 1994, Drs. H. Umar yusuf memimpin Kabupaten Daerah Tingkat IIDompu, selanjutnya pada tahun 1994 hingga 1999, kepemimpinan di bumi nggahi rawi pahu Dompu dilanjutkan oleh Drs. H. Hidayat ali.

Pada tahun 1999, seperti daerah-daerah lain di wilayah negara kesatuan republik indonesia, seiring dengan era reformasi, Kabupaten Daerah Tingkat II Dompu berubah status menjadi daerah otonom hingga sekarang ini. Sejak ditinggalkan Drs. H. Hidayat Ali sebagai Bupati kepala Daerah Tingkat IIDompu, jabatan Bupati Dompu saat itu lowong dan diisi oleh pejabat sementara selama satu tahun yakni Drs. H. Lalu djafar suryadi (1999-2000). Pejabat sementara Bupati mengemban tugas penting, salah satunya yakni menghantarkan masyarakat Dompu untuk kembali memilih Bupati definitif melalui pemilihan para wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga legislatif dprd kab. Daerah Tingkat IIDompu saat itu.

Bulan februari tahun 2000, hasil pemilihan kepala Daerah Tingkat II Dompu melalui lembaga legislatif, akhirnya ditetapkan H. Abubakar Ahmad, SH sebagai Bupati Kabupaten Dompu untuk periode tahun 2000 hingga 2005. Waktu terus berjalan seiring perkembangan kehidupan masyarakat di dana Dompu, tanggal 23 bulan maret tahun 2005, jabatan H. Abubakar Ahmad, SH sebagai Bupati Kabupaten Dompu berakhir. Selanjutnya, sambil menunggu pemilihan langsung Bupati dan wakil Bupati Dompu, jabatan Bupati Dompu saat itu di jabat sementara oleh kepala dinas peternakan provinsi NTB drh. H. Abdul Mutholib. Kurang dari 6 bulan, H. Abdul Mutholib mengendalikan roda pemerintahan di Kabupaten Dompu sekaligus menghantarkan masyarakat Dompu melaksanakan pemilihan kepala daerah (pilkada) secara langsung untuk yang pertama kalinya.

Tanggal 9 agustus 2005, H. Abubakar Ahmad, SH kembali memimpin Kabupaten Dompu untuk periode ke- dua berpasangan dengan H. Syaifurrahman Salman, SE. H. Abubakar Ahmad, SH dan H. Syaifurrahman Salman, merupakan pasangan Bupati dan wakil Bupati Dompu pertama yang dipilih secara langsung oleh masyarakat Bumi Nggahi Rawi Pahu. Waktu terus berjalan, lembaran demi lembaran sejarah terus menoreh seiring perjalanan kehidupan masyarakat Kabupaten Dompu. Bulan juli tahun 2007, Bupati Dompu H. Abubakar Ahmad, SH meletakkan jabatannya sebagai Bupati Dompu, selanjutnya pada tanggal 31 juli tahun 2007, Wakil Bupati Dompu H. Syaifurrahman Salman, SE dilantik sebagai Bupati Dompu menggantikan H. Abubakar Ahmad, SH, hingga masa akhir jabatannya pada bulan Agustus Tahun 2010. Dalam menghadapi pemilukada langsung yang ke-II, Kabupaten Dompu dipimpin oleh H. Nasibun sebagai penjabat sementara yaitu tanggal 9 Agustus 2010 sampai dengan pengambilan sumpah jabatan Drs. H. Bambang M.Yasin dan Ir. H. Syamsuddin.MM, sebagai Bupati Dompu dan wakil Bupati Dompu untuk periode 2010 – 2015 pada tanggal 18 oktober 2010.

Pemilukada serentak pada Rabu, 9 Desember 2015 Pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati H. Bambang M. Yasin dan Arifuddin SH meraih suara terbanyak, dan pada 17 Februari 2016 dilantik secara resmi oleh Gubernur Provinsi NTB sebagai Bupati dan Wakil Bupati Dompu Periode 2016 – 2021.

Pada masa pemerintahan Bupati Dompu Drs. H. Umar yusuf, pembahasan mengenai penetapan hari jadi Dompu mulai digulirkan. Pada masa pemerintahan Bupati Dompu H. Abubakar Ahmad, SH (periode pertama), penelusuran tentang hari jadi Dompu kembali dibahas oleh tim dan DPRD Kabupaten Dompu. Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang serta bantuan dari salah seorang pakar sejarah nasional kelahiran Dompu yakni Prof. Dr. Helyus Syamsuddin, Phd guru besar sejarah pada IKIP Bandung, akhirnya hari jadi Dompu dapat disepakati dan ditetapkan melalui keputusan DPRD Kabupaten Dompu yang selanjutnya dituangkan melalui peraturan daerah (perda) Kabupaten Dompu nomor : 18 tanggal 19 bulan Juni Tahun 2004 menetapkan hari jadi Dompu jatuh pada hari selasa tanggal 11 april tahun 1815 atau bertepatan dengan tahun islam 1 Jumadil awal tahun 1230.

Penetapan hari jadi Dompu yang jatuh pada tanggal 11 april 1815, dilatar belakangi oleh fenomena alam yakni peristiwa meletusnya gunung tertinggi di pulau Sumbawa yaitu gunung Tambora pada tahun 1815. Sejarah mencatat, ketika gunung Tambora meletus dengan dahsyatnya pada tanggal 11 april 1815, 3 (tiga) kerajaan di sekitar gunung tambora yakni kerajaan pekat, sanggar dan tambora musnah akibat letusan gunung tambora. Setelah sekian tahun berlalu, bekas kerajaan pekat dan tambora akhirnya bergabung menjadi satu dengan kesultanan Dompu, sementara kerajaan sanggar bergabung dengan wilayah kesultanan bima. Sejak ditetapkannya tanggal 11 april sebagai hari jadi Dompu, maka selanjutnya setiap tanggal 11 april, pemerintah dan seluruh masyarakat bumi nggahi rawi pahu melaksanakan upacara peringatan hari jadi Dompu.

 

KONDISI GEOGRAFIS

Kabupaten DOMPU – adalah sebuah kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Ibukotanya adalah Dompu. Kabupaten ini berada di bagian tengah Pulau Sumbawa. Wilayahnya seluas 2.321,55 km² dan jumlah penduduknya sekitar 200.000 jiwa. Kabupaten Dompu berbatasan dengan Kabupaten Sumbawa dan Teluk Saleh di barat, Kabupaten Bima di utara dan timur, serta Samudra Hindia di selatan. Dompu terkenal sebagai penghasil susu kuda liar dan madu. Budaya masyarakat Dompu sangat dekat dengan Kabupaten Bima, Meskipun terdapat sedikit perbedaan dari logat dan bahasanya.

 

Administrasi dan Geografis

Administrasi

Kabupaten Dompu merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Barat yang terletak dibagian tengah Pulau Sumbawa. Secara geografis Kabupaten Dompu terletak pada 08 derajat 10.00 samapai 08 derajat,40 00 sampai dengan 118 derajat,30 Bujur timur.

Administrasi Pemerintahan

Kabupaten Dompu yang beribukota di Dompu terdiri dari 8 Kecamatan yakni Kecamatan Dompu, Woja, Hu’u, Kempo, Kilo, Pekat, pajo dan Kecamatan manggelewa dengan jumlah Desa/kelurahan 57 buah, 9 Kelurahan, 44 Desa difinitif, 4 Desa Persiapan.

Selanjutnya batas wilayah Administrasi sebagai berikut :

Sebelah Utara : laut flores dan kabupaten Bima

Sebelah Timur : Kabupaten Bima

Sebelah selatan : Samudra Indonesia

Sebelah Barat : Kabupaten Sumbawa

Geografis

Keadaan Geografis Kabupaten Dompu secara umum dapat digambarkan bahwa sebagian wilayah merupakan daerah yang bergelombang sampai berbukit dengan kemiringan tanah 15-40 % dan diatas 40 % sebesar 49,97 % dari luas wilayah, daerah datar 18,48 5 serta daerah landai sebesar 31,55 % dari luas wilayah.

Kabupaten Dompu mempunyai luas wilayah 232.460 Ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 193.334 jiwa atau 43.616 KK. dari luas tersebut 120.728 ha ( 51,93 % merupakan kawasan budidaya ( di luar kawasan hutan ).

Selanjutnya untuk memperoleh kondisi fisik wilayah Kabupaten Dompu dapat diuraikan sebagai berikut :

a.     Keadaan kemiringan tanah dan ketinggian

Kemiringan tanah (Lereng)

Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa sebagian wilayah Kabupaten Dompu terdiri dari daerah yang bergelombang sampai berbukit dan sebagaian merupakan daerah datar sampai landai.

Menurut data yang ada setelah diklarifikasi dapat diketahui bahwa :

Lereng 0 – 25 % (datar) seluas 42.950 ha atau 18,48 %

Lereng 2-15 % (landai) seluas 73,349 ha atau 31,55 %

Lereng 15 -40 % (begelombang sampai dengan berbukit) seluas 87,911 ha atau 37,82%

Lereng diatas 40 % (terjal) seluas 28,250 ha atau 12,15 % masing0masing dari luas wilayah

Ketinggian

Ketinggian tempat dari permukaan air laut merupakan faktor yang perlu diperhatikan didalam menilai fisik suatu wilayah/daerah terutama yang berhubungan dengan penyediaan sumberdaya tanah.

Bersumber pada perhitungan peta ketinggian Kabupaten Dompu skla 1 : 100.000, diperoleh data ketinggian sebagai berikut :

Ketinggian 0 -100 m dpl seluas 7.705 ha ( 31,28 % )

Ketinggian 100 – 500 m dpl seluas 107,815 ha ( 46,38 % )

Ketinggian 500 – 1.000 m dpl seluas 34,150 ha ( 14, 69 % )

Ketinggian diatas 1.000 m dpl seluas 17.790 ha ( 7,65 % ). Dari data tersebut diatas terlihat bahwa wilayah Kabupaten Dompu terbesar berada pada ketinggian 100-500 m dpl, menyebar pada masing-masing Kecamatan.

b.     Iklim

Kabupaten Dompu termasuk daerah yang beriklim tropis dengan musim hujan rata-rata bulan Oktober sampai april setiap tahun, mempunyai tipe iklim D, E dan F ( menurut ferguson dan smith). Pada musim kemarau suhu udara relatif rendah ( 20 derajat celsius – 30 derajat selsius ) pada siang hari dan dibawah 20 derajat celsius pada malam hari. Bersumber pada data curah hujan dari Dinas Pertanian tanaman pangan Kabupaten Dompu selama tahun 1984 s/d 1992 dapat diketahui bahwa curah hujan rata-rata pertahun sebanyak 1.038,73 mm, dengan jumlah hari hujan sebanyak 77 hari.

c.     Tanah Air

Air sebagai sumber penghidupan utama bagi mahluk hidup, termasuk manusia cukup tersedia di Kabupaten Dompu, Persediaan air dimaksud cukup ,untuk kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk kebutuhan pengairan bagi daerah pertanian.

Di kabupaten Dompu terdapat 19 buah sungai besar dengan debit yang bervariasi. Pada musim hujan sering terjadi kebanjiran yang kadang-kadang merusak tanaman pertanian ataupun pemukiman penduduk. Selanjutnya disamping 19 buah sungai besar tersebut masih ada beberapa buah sungai kecil serta mata air yang berair sepanjang tahun, sebagai sumber penghidupan masyarakat.

d.     Geologi

Berdasarkan peta Geologi Pulau sumbawa keadaan geologi di Kabupaten Dompu adalah sebagai berikut :

Endapan permukaan, menyebar diseluruh wilayah Kecamatan dengan luas areal 11.602 ha atau 5 % dari luas wilayah. Endapan permukaan terdiri dari berkerikil, pasir dan lempung. Batuan Gunung Api, terdiri dari gunung api muda, hasil gunung api tua dan lebih tua. Tersebar di wilayah Kecamatan Pekat, Kecamatan Kempo dan Kecamatan Dompu bagian timur. Luas areal 113.557 ha atau 48,85 % dari luas wilayah Kabupaten Dompu.Batuan edapan, Lempung tufan, tersebar diwilayah Kecamatan pekat dengan luas areal penyebaran 1.562, 5 ha.

e.     Jenis Tanah

Jenis tanah dijadikan sebagai dasar pemanfaatan tanah, terutama untuk menentukan jenis tanaman yang cocok sesuai dengan jenis tanahnya dan juga menentukan sifat fisik, yaitu kepekatan terdapat erosi, sehingga sangat penting dalam menentukan fungsi lindung.