Kabupaten/Kota

Kabupaten Lombok Barat


Profil:


Luas Wilayah:
1.054 Km
Populasi:
721,000 Juta (2020)
Kepadatan:
659 orang per Km (2019)
Upah Minimum:
Rp 2.184.425 (2020)
Bupati/Walikota:
H Fauzan Khalid, S.Ag, M.Si
Ibu Kota:
Gerung
Kecamatan/Desa:
10 Kecamatan dan 122 Desa


Kabupaten Lombok Barat (2023)
  • Total Investasi
  • Rp. 180.007.634.587
  • Investasi Domestik:
    Rp. 97.174.366.277
    Investasi Asing:
    Rp. 82.833.268.310



Keterangan

Letak Geografis

Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu dari 10 (Sepuluh) Kabupaten / Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara administrasi Kabupaten Lombok Barat terbagi dalam 10 Kecamatan, yaitu : Kecamatan Sekotong, Kecamatan Lembar, Kecamatan Gerung, Kecamatan Labuapi, Kecamatan Kediri, Kecamatan Kuripan, Kecamatan Narmada, Kecamatan Lingsar, Kecamatan Gunungsari dan Kecamatan Batulayar. Kecamatan Gerung merupakan Ibu kota Kabupaten sekaligus sebagai pusat Pemerintahan, yang mempunyai luas wilayah + 62,30 Km2. Keberadaan Kabupaten Lombok Barat terletak antara 1150,46’- 1160.20’ Bujur Timur, dan 80.25’ sampai dengan 80.55’ Lintang Selatan, dengan batas wilayah :

ü  Sebelah Barat            : Selat Lombok dan Kota Mataram

ü  Sebelah Timur        : Kabupaten Lombok Tengah

ü  Sebelah Selatan      : Samudera Hindia

ü  Sebelah Utara         : Kabupaten Lombok Utara

Ditinjau dari keadaan geografisnya, Kabupaten Lombok Barat dibagi menjadi :

1.     Daerah Pegunungan, yaitu gugusan pengunungan yang membentang dari Kecamatan Lingsar sampai Kecamatan Narmada. Gugusan pegunungan ini merupakan sumber air sungai yang mengalir ke wilayah bagian tengah dan bermuara di pantai barat.

2.  Daerah Berbukit-bukit, yang terdapat di bagian selatan meliputi Kecamatan Sekotong dan Lembar di bagian selatan.

3.  Daerah Dataran Rendah, yang terdapat di bagian tengah yang membentang dari perbatasan ujung timur dengan ujung barat.

 

Topografi

 

Kemiringan tanah (lereng) adalah beda tinggi dari dua tempat yang berbeda yang dinyatakan dalam persen artinya beberapa meter berbeda tinggi dari dua tempat yang berbeda, yang dinyatakan dalam jarak 100 meter mempunyai beda tinggi 2 meter. Lereng atau kemiringan lahan dimaksud merupakan faktor yang sangat perlu dipertimbangkan didalam segala kegiatan pembangunan terutama pembangunan yang bersifat fisik, hal ini mengingat lereng atau kemiringan lahan sangat berpengaruh terhadap erosi permukaan tanah semakin panjang dan semakin besar kemiringan lahan akan semakin cepat aliran permukaan dan daya angkut dari aliran tersebut.

Tingkat kemiringan lahan di Kabupaten Lombok Barat sangat bervariasi dan diklasifikasi kedalam 4 (empat) kelas kemiringan dengan rinciannya sebagai berikut : tingkat kemiringan 0-2 merupakan tingkat kemiringan yang paling luas mencapai sekitar 31.841 ha atau 37,33% dari luas Kabupaten Lombok Barat, selanjutnya diikuti tingkat kemiringan 15-40 % seluas 25.920 ha atau 30,39% dari luas Kabupaten Lombok Barat, tingkat kemiringan lahan >40% seluas 16.883 ha atau 19,79% dari luas Kabupaten Lombok Barat dan terakhir tingkat kemiringan 2-15 % mencapai seluas 10.657 ha atau 12,49 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat.

Berdasarkan ketinggian wilayah Kabupaten Lombok Barat, wilayah yang berada pada ketinggian 0-100 meter di atas permukaan laut mencakup luas sebesar 34.800 ha atau 40,80 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat, ketinggian 100-500 meter mencakup luas wilayah sebesar 40.966 ha atau 48,03 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat, ketinggian 500-1000 meter dengan luas 8.650 ha atau 10,14% dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat, dan ketinggian >1000 meter seluas 885 ha atau 1,04 % dari luas wilayah Kabupaten Lombok Barat.

Iklim

Kabupaten Lombok Barat termasuk wilayah yang beriklim tropis, dengan dua musim, yaitu musim kemarau yang berlangsung antara April hingga Agustus, dan musim hujan antara bulan September hingga Maret dengan temperature / suhu udara pada Tahun 2010 rata – rata berkisar antara 23,91 0C sampai 31,94 0C dan suhu maksimum terjadi pada bulan April dengan suhu 32,90 0C serta suhu minimum 22,80 0C terjadi pada bulan Juli. Kelembaban udara berkisar antara 82%, kelembaban udara maksimum terjadi pada Mei sebesar 85% sedangkan kelembaban minimum terjadi pada bulan Agustus sebesar 79%.

Keadaan curah hujan pada tahun 2010 rata-rata sebesar 220 mm dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan September sebesar 489 mm dan curah hujan terendah pada bulan Maret yaitu sebesar 77 mm. Sedangkan hari hujan pada tahun 2010 rata-rata sebanyak 18 hari dengan hari hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember sebesar 25 hari dan hari hujan terendah terjadi pada bulan April yaitu sebesar 11 hari.

Lamanya penyinaran matahari yang terjadi selama Tahun 2010 rata-rata 68 %, lamanya penyinaran matahari maksimum terjadi pada bulan Agustus sebesar 81% dan lamanya penyinaran matahari minimum terjadi pada bulan Desember sebesar 33%.

Kecepatan angin rata-rata yang terjadi selama Tahun 2010 sebesar 7 knot, kecepatan maksimun terjadi pada bulan Januari, Pebruari, Maret, April, Juli, Nopember dan Desember yaitu sebesar 7 knot, sedangkan kecepatan minimum terjadi pada bulan Mei, Juni, Agustus, September dan Oktober yaitu sebesar 6 knot. Arah angin rata-rata yang terjadi pada Tahun 2010 sebesar 230 derajat, arah angin maksimum terjadi pada bulan Januari sebesar 280 derajat, sedangkan arah angin minimum terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 90 derajat.

Tekanan udara yang ditandai dengan dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Tekanan udara rata-rata sebesar 1.009,54 mbs dengan tekanan udara maksimum terjadi pada bulan Juli sebesar 1.011,40 mbs sedangkan tekanan udara minimum terjadi pada bulan Desember sebesar 1.006,50 mbs.

Perekonomian

Pendapatan Regional merupakan salah satu indikator ekonomi yang sangat bermanfaat untuk meng evaluasi pembangun an ekonomi yang telah dilaksanakan atau dengan kata lain pendapatan regional merupakan pengukuran atas nilai tambah yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi suatu daerah. Produk Domestik Regional Bruto adalah nilai tambah semua barang dan jasa sebagai hasil kegiatan ekonomi diwilayah domestik tanpa memperhatikan faktor kepemilikan apakah faktor produksinya berasal atau dimiliki oleh penduduk daerah tersebut atau tidak. Struktur Prekonomian Kabupaten Lombok Barat didominasi oleh sektor pertanian , disusul oleh sektor Perdagangan Hotel dan Restauran, dan sektor Jasa-Jasa